Jumat, 27 September 2013

Proposal Penelitian


BAB I
PENDAHULUAN
A.        Latar Belakang
            Di era globalisasi dan modernisasi sekarang ini, kita di hadapkan dengan limpahan perkembangan zaman yang serba canggih dan informasi yang luar biasa oleh awak media. Hal ini tentu terkait dengan makin banyak, beragam dan canggihnya industri media informasi dan komunikasi, mulai cetak hingga elektronik. Maka dari itu Da’i pada zaman sekarang ini menjadi sangat penting bagi masyarakat.
            Bila seseorang pembawa dakwah sudah mengayunkan langkah, berbagai corak manusia yang akan dijumpainya. Dia akan berhadapan dengan faham-faham dan pegangan tradisional yang sudah berurat berakar, dengan setengah orang yangn apriari mau menolak tiap-tiap apa yang baru, dengan orang yang ingin mempertahankan kedudukan dan gengsinya, dan kawatir kalau-kalau apa-apa yang disampaikan itu akan merugikaanya, dengan kejahiliannya orang-orang bodoh, yang reaksinya secara bodoh pula, dengan cerdik cendekiawan yang hanya mau menerima sesuatu atas dasar hujjah dan keterangan – keterangan yang “nyata”,[1] dengan orang yang ragu-ragu disebabkan karena pengetahuannya yang serba kepalang tangung, dsb. Masing-masing itu harus dihadapi tetapi, untuk itu kita ikuti sabda Rasulullah SAW.
Artinya : Berbicaralah kepada manusia menurut kadar akal (kecerdasan) mereka masing-masing.(HR. Muslim).
Dalam hadist lain :
            Artinya : Kami diperintah, supaya berbicara kepada manusia menururt kadar akal (kecerdasan mereka masing-masing. (HR. Muslim).’[2]
Golongan macam apapun yang akan dihadapi masing-masing menghendaki cara yang mengandung “kemudahan” dan “kesulitan” sendiri-sendiri.
Pokok persoalan bagi pembawa dakwah, ialah bagaimana menentukan cara yang tepat dan efektif dalam menghadapi suatu golongan tertentu dalam satu keadaan dan suasana yang tertentu. Itulah yang dimaksud dengan hikmah, dalam Al-Qur’an surat An-Nahl : 125.
            Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
            Menghadapi cerdik cendekiawan yang cinta kebenaran dapat berfikir secara kritis, mereka ini harus dipanggil dengan hikmah yakni dengan alas an-alasan, dengan dalil-dalin dan hujjah yang dapat diterima oleh kekuatan akan mereka.[3] Menghadapi golongan awam, orang kebanyakan yang belum dapat berfikir secara kritis dan mendalam, belum dapat menangkap pengertian –pengertian yang tiinggi-tinggi. Mereka ini dipanggil dengan mauidzah hasanah, dengan anjuran dan didikan baik-baik, dengan ajaran-ajaran yang mudah difahami. Adapun menghadapi golongan yang tingkat kecerdasannya diantara kedua golongan tersebut, mereka ini dipanggil dengan mujadalah billati hiya ahsan, yakni dengan bertukar pikiran guna mendorong supaya berfikir secara sehat dengan cara-cara yang lebih baik.
Dakwah adalah panggilan atau seruan bagi umat manusia menuju jalan Allah (Q.S. Yusuf : 108). Yaitu jalan menuju Islam. Q.S. Ali Imran : 19.
Artinya : Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, Aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan Aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik". (Q.S. Yusuf : 108).[4]
Artinya : Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. (Q.S. Ali Imran : 19)[5]
Dari sisi lain, dakwah adalah upaya tiap muslim untuk merealisasikan (aktualisasi / fungsi kerisalahan dan fungsi kerahmatan.[6] Fungsi kerisalahan bearti meneruskan tugas Rasulallah (Q.S. Al – Maidah 167), Dalam menyampaikan dinul Islam kepada seluruh umat manusia (Q.S. Ali Imran 104, 110, 114).
Artinya : Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu  tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (Q.S.Al-Maidah 67).[7]
Artinya : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (Q.S. Ali Imran : 104).[8]
Artinya : Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh. (Q.S. Ali Imran : 114.[9]
Adapun fungsi kerahmatan berarti upaya menjadikan (mengejawantahkan, mengaktualisasikan, mengoperasionalkan) Islam sebagai rahmat (penyejahtera, pembahagia, memecah persoalan bagi seluruh manusia. (Q.S. Al-Anbiya' : 107).[10]
Artinya : Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.
Dakwah berarti upaya menyediakan Islam sebagai sumber konsep bagi manusia dalam meniti kehidupan didalamnya. Dalam kaitan ini dakwah meliputi :
1. Menterjemahkan / menyebarkan nilai-nilai normatif Islam menjadi konsep-konsep yanng operasional disegala aspek kehidupan manusia (bud-sos-ekpol-iptek). Dan
2. Implementasi konsep-konsep nilai-nilai tersebut dalam kehidupan aktual (individu, keluarga dan masyarakat).[11]
Dakwah menghendaki validitas dan aktualitas Islam sebagai sumber konsep untuk mengantisipasi permasalah yang dihadapi manusia dan untuk menggambarkan budayanya. Dalam pengertian ini, maka menunaikan tugas dakwah berarti menunaikan juga tugas kekhalifahan (pengaturan pembangunan).
Dengan demikian dakwah akan mengantarkan kita kepada tugas-tugas yang meliputi kesadaran yang amat luas. Sebagai ilustrasi misalnya, dalam pengertian da'I bukan saja mencakup mubalig.’[12] (dalam makna yang sempit), malainkan juga mereka akan tekun mengkaji dam menyebarkan nilai-nilai normatif Islam menjadi konsep konsep yang secara teknis mudah dijalankan dalam masyarakat (Operasional). Termasuk juga dalam pengertian da'i, mereka para pekerja sosial, para penggerak masyarakat, para penyantun fakir miskin dan anak yatim, para pendidik, pada penulis, dan siapapun yang kegiatannya itu dalam rangka menterjemahkan Islam sebagai rahmatan lil alamin. Disisi lain, fungsi kerahmatan dakwah juga mengisyaratkan, adanya tuntutan bagi mereka yang terpanggil sebagai khairu ummah, membuktikan kebenaran islam sebagai rahmatan lil alamin. Suatu tugas akbar, yakni menterjemahkan Islam dalam konsep-konsep kehidupan yang dapat menjawab persoalan-persoalan yang timbul dalam sistem budaya manusia.
            Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, penulis tertarik unutuk meneliti lebih lanjut ke dalam sebuah karya ilmiah ( skripsi ) dengan judul “ PRESPEKTIF MASYARAKAT BANJARSARI TERHADAP DA’I SALAFI DAN DA’I MODEREN ( Studi Analisis Framing di Kecamatan Banjarsari Kabupaten Lebak Provinsi Banten ) .”
B.        Rumusan Masalah
1.      Adakah perbedaan Da’I Salafi dan Da’I Moderen
2.      Bagaimana pandangan masyarakat terhadap da’i salafi dan da’i moderen
3.      Bagaimana citra da’I di masyarakat
4.      Bagaimana ideologi masyarakat terhadap Da’I salafi dan da’I moderen
C.        Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui perbedaan Da’I Salafi dan Da’I Moderen
2.      Untuk mengetahui pandangan masyarakat terhadap da’I salafi dan da’I moderen
3.      Untuk mengetahui citra da’I di masyarakat
4.      Untuk mengetahui idiologi masyarakat membingkai berita publik sengketa pemilihan gubernur dan wakil gubernur Banten pada tahun 2011.
5.      Untuk mengetahui ideologi masyarakat terhadap Da’I salafi dan da’I moderen.
D.        Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat secara:
1.      Teoritis
Sebagai referensi bagi mahasiswa khususnya mahasiswa Ilmu Komunikasi dan penyiaran islam dalam memahami model-model pembingkaian pemberitaan pada media cetak.
2.      Praktis
Memberikan manfaat bagi saya sendiri guna menerapkan analisis framing di dunia dakwah. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya tentang perkembangan metode dakwah dalam suatu media. Dan memahami ideologi masyarakat.
E.        Kerangka pemikiran
            Citra adalah kesan kuat yang melekat pada banyak orang tentang seseorang, sekelompok orang atau tentang suatu institusi. Seseorang yang secara konsisten dan dalam waktu yang lama berperilaku baik atau berprestasi menonjol maka akan terbangun kesan pada masyarakatnya bahwa orang tersebut adalah sosok yang baik dan hebat. Sebaliknya jika seseorang dalam kurun waktu yang lamamenampilkan perilaku yang tidak konsisten, maka akan tertanam kesan buruk orang tersebut di dalam hati masyarakatnya. Dalam perspektif ini maka citra dapat dibangun. Orang yang ingin memiliki citra baik di dalam keluarganya atau di lingkungannya, maka ia harus bisa menunjukan sebagai orang baik secara konsisten.
            Citra atau kesan terbangun melalui proses komunikasi interpersonal dimana orang banyak mempersepsi kepada kita atau sebaliknya. Citra dipersoalkan biasanya hanya pada seseorang yang secara sosial menonjol kedudukannya. Meski demikian tidak semua perbuatan dipersepsi secara tidak benar, karena persepsi dipengaruhi oleh banyak faktor.
            Setiap Da’I idealnya merasa sebagai pejuang yang bekerja untuk menyelamat- kan masyarakat dari bencana dan mengantarnya pada kebahagiaan hakiki. Sebagai pejuang, maka seorang da’i tak mengenal lelah, tak mengharapkan penghargaan, dan juga upah. Kebahagiaan seorang da’i adalah apabila ia berhasil membimbing masyarakat kepada jalan yang benar, yang diridlai Allah. Bagi seorang da’i, ridla Allah lah yang dicari, oleh karena itu tantangan, hambatan dan bahkan caci-maki dari masyarakat yang belum bisa menerima dakwahnya diterima dengan ikhlas, sabar dan dijadikan cambuk perjuangan.
            Demikianlah, betapa mulia tugas seorang da’i, ia bersusah payah demi kebahagiaan orang lain, tetapi pertanyaannya ialah, apakah da’i juga mulia dalam pandangan masyarakat?
            Dalam kehidupan keseharian, dapat dijumpai kenyataan bahwa tidak semua orang baik dipersepsi orang baik, tidak semua tugas mulia dipersepsi sebagai kemuliaan. Memberi nasehat dipersepsi sebagai sok tahu atau mencampuri urusan orang lain, mengingatkan dipersepsi sebagai penghinaan, dan sebagainya dan sebagainya. Dengan demikian kerja keras seorang da’i belum tentu dipersepsi sebagai kebaikan oleh masyarakat mad’u, padahal persepsi mad’u terhadap da’i mempengaruhi efektifitas dakwahnya.”[13]
F.                 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara yang di gunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Peneliti yang penulis lakukukan menggunakan pendekatan deskriptif, yaitu metode yang mengatur dan menafsirkan data yang berkenaan dengan fakta, keadaan, variable dan fenomena yang terjadi saat penelitian berlangsung dan menyajikan dengan apa adanya.”[14]
Dalam penelitian deskriptif bentuk yang di amati bias merupakan sikap dan pandangan yang menggejala sekarang, hubungan antara variable (korelatif) pertentangan dan dua kondisi atau lebih (komperatif), pengaruh terhadap kondisi atau perbedaan terhadap fakta. Pada penelitian deskriptif juga tidak melakukan pengontrolan keadaan saat peneliti berlangsung, seperti pemberian treatmen dan pengontrolan terhadap penelitian luar.
G.        Sistematika Pembahasan
Bab pertama terdiri dari 6 sub bab yang meliputi Latar belakang masalah, Rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, Metode penelitian, Sistematika Penelitian
Bab kedua berisi tentang kajian teoritis da’i dan analisis framing yang meliputi penyebaran angket, wawancara dan pandangan pihak PON-PES salafi dan PON-PES moderen, metode penelitian komunikasi, metode penelitian dakwah, model framing.
Bab ketiga berisi tentang objek penelitian yang meliputi profil yang di wawancara, sejarah berdirinya, visi dan misi, perkembangan, struktur organisasi,
Bab keempat berisi tentang kajian penelitian yang meliputi Analisis Framing prespektif masyarakat kecamatan banjarsari kabupaten lebak provinsi banten.frame dari hasil analisis wawancara.
Pada bab kelima penulis mencoba untuk memberikan kesimpulan serta memberikan saran dari uraian pada bab bab sebelumnya.




DAFTAR PUSTAKA
-          Frof. Dr. Ali Abdul Halim Mahmud Dakwah Fardiyah metodee membentuk Pribadi muslim Gema Insan Pers Jakarta 1995
-          Hadis Sahih Al-Zambus Sahih Cv. Karya Utama Surabaya
-          T.M. Hasybi Ashshiddiqi, Al-Qur’an Terjemah, Jakarta;depag RI.1995
-          Drs. Moh. Syamsi Hasan Panduan MC Dan Pidato Amelia Surabaya 2006
-          Bachtiar Wardi, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah,cet.1 ( Jakarta; Logos,1997 )
-          M. Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005) Arifin Anwar, Opini Public ( Pustaka Indonesia,2008 )





DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................... . 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 6
E. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 7
F. Metode Penelitian................................................................................. 8
F. Sistematika Pembahasan....................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... . 10






[1] Frof. Dr. Ali Abdul Halim Mahmud Dakwah Fardiyah metodee membentuk Pribadi muslim Gema Insan Pers Jakarta 1995
[2] Hadis Sahih Al-Zambus Sahih Cv. Karya Utama Surabaya
[3] T.M. Hasybi Ashshiddiqi, Al-Qur’an Terjemah, Jakarta;depag RI.1995 Cet- 1 Hal-
[4] Ibid 2
[5] Ibid 2
[6] Drs. Moh. Syamsi Hasan Panduan MC Dan Pidato Amelia Surabaya 2006 Cet-1 hal-
[7] Ibid 2
[8] Ibid 2
[9] Ibid 2
[10] Ibid 2
[11] Bachtiar Wardi, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah,cet.1 ( Jakarta; Logos,1997 )
[12] Ibid 1
[13] http:/citra da’i
[14] M. Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005)
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

CV STARCOM90